kecoa

biasa, tiap pagi Nia dan beberapa kawan-kawannya satu kos membersihkan ruangan kos seluas 4 x 4 meter ini. Tiba-tiba, Nia menjerit sambil mencari sapu yang biasa diletakkan di sudut pintu depan kosnya. Setelah agak tenang, Nia menceritakan kalau dirinya paling takut melihat kecoa. "Kecoa di sini lumayan banyak. Padahal di beberapa sudut ruangan sudah saya pasangi obat serangga, tapi tetap saja kecoanya masih banyak. Terus terang, saya jijik ngeliat kecoa, bahkan tak segan-segan saya memukulnya pakai gagang sapu," cerita Nia, yang diamini Fika, teman satu kosnya.

Menurut literatur, kecoa adalah insekta dari ordo Blattodea yang kurang lebih terdiri dari 3.500 spesies dalam 6 famili. Kecoa terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah kutub. Secara klasifikasi ilmiah, kecoa termasuk dalam kerajaan Animalia, filum Arthropoda, kelas Insecta, subkelas Pterygota, infrakelas Neoptera dan superordo Dictyoptera.

Di antara spesies yang paling terkenal adalah kecoa Amerika Periplaneta americana, yang memiliki panjang 3 cm, kecoa Jerman Blattella germanica dengan panjang sekitar 1½ cm, dan kecoa Asia Blattella asahinai dengan panjang juga sekitar 1½ cm. Kecoa sering dianggap sebagai hama dalam bangunan, walaupun hanya sedikit dari ribuan spesies kecoa yang termasuk dalam kategori ini.

Si Cepat "Kilat"
Meski banyak orang yang memusuhi binatang yang satu ini, namun siapa sangka, serangga ini memiliki keunikan yang membuat banyak ahli biologi berdecak kagum. Salah satu keunikan itu adalah sistem sensomotorik.

Berdasarkan penelitian, kecoa punya kecepatan bereaksi terhadap gangguan yang mengagumkan. Jadi tak mengherankan manakala kecoa yang hendak dibunuh menghilang entah ke mana. Kecoa memang jago meloloskan diri. Rahasianya ternyata terletak pada sistem saraf dan sistem gerak motoriknya.

Sistem sensomotorik terdapat di dua tempat. Pertama, bagian kepala dengan dua antena sebagai penala getaran. Kedua, bagian kaki belakang hingga perut dengan rambut-rambut halus yang berfungsi sebagai antena.

Kedua sistem sensomotorik ini bekerja independen, sehingga bisa berfungsi baik berbarengan maupun sendiri-sendiri. Bila salah satu sistem terganggu, sistem lain masih bisa berfungsi dengan baik. Kalau kepalanya kita potong, kecoa masih bisa bereaksi seperti semula.

Untuk menanggapi rangsangan luar, kecoa hanya butuh waktu 15-20 milidetik. Ini ukuran yang sangat cepat. Begitu bahaya datang, hanya dalam sekejap mata pun kecoa sudah menghilang dari pandangan manusia, mencari tempat persembunyian.

Secara fisik, serangga ini memiliki bentuk tubuh berbentuk oval dan pipih (dorso ventral). Tubuhnya tersusun atas tiga bagian yakni kepala, thoraks, dan abdomen (perut). Pada bagian kepala terdapat sepasang antena, sepasang mata majemuk, dan satu mata tunggal. Seperti serangga lain, kecoa memiliki tiga pasang kaki. Tubuhnya berwarna cokelat mengkilat. Sekilas tak nampak seperti hewan menjijikkan.

Maksimal Usia 60 Minggu
Seperti halnya dengan kehidupan serangga lainnya, kehidupan kecoa juga tidak berlangsung lama. Beberapa jenis kecoa mampu bertahan setahun, atau maksimal 60 minggu.

Saat lanjut usia, tubuhnya mengalami penurunan stamina dan menjadi ringkih. Beberapa organnya juga tidak berfungsi seperti waktu muda. Begitu juga sistem sensomotoriknya yang akan mengalami penurunan kinerja, seiring pertambahan usia.

Seekor kecoa tua akan kehilangan koordinasi terhadap kedua sistem saraf motoriknya. Kecoa tua lebih mudah ditangkap dan dibunuh, karena butuh waktu lama untuk mengolah rangsangan yang datang.

Kecoa sudah ada di bumi sejak 300 juta tahun silam. Diperkirakan jumlah kecoa yang ada di permukaan bumi saat ini mencapai 5.000 spesies. Meski belum ada penelitian tentang kecoa sebagai vektor penyakit tertentu, dimungkinkan sekali ia menularkan penyakit pada manusia. Ini karena kebiasaan dan habitat hidupnya.

Kecoa banyak terdapat di sekitar kita. Biasanya tinggal di rumah atau tempat tersembunyi. Ia memakan hampir segala macam makanan. Baunya yang tidak sedap, ditambah kotoran dan kuman yang ditinggalkannya, membuat manusia menyebutnya sebagai binatang yang menjijikkan.

Pengendalian kecoa bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui penggunaan insektisida. Pengendalian secara fisik juga dapat dilakukan dengan menyiramkan air panas pada kapsul-kapsul telur kecoa, sehingga kapsul-kapsul tidak menetas. Pencegahan di rumah bisa dilakukan dengzan sanitasi rumah yang baik. Cara ini jauh lebih baik untuk mengatasi kemungkinan penyebaran penyakit yang diperantarai kecoa.

kesehatan online

Komentar

salsabila mengatakan…
Waduuuuuhhhhh.......

Namanya ko sma ya nia jg????

Postingan populer dari blog ini

Master Saeho | Transfer Energi | Pengobatan Tradisional China

Tingginya Pengguna Internet menggunakan handphone

3 kunci sukses